Benarkah Pendirian Pabrik di 7 Kecamatan Kabupaten Nganjuk Mengancam Ketahanan Pangan, Hingga Beralih Fungsi?

NGANJUK - Ahir - ahir ini, ahlih fungsi lahan pertanian terus terjadi menjadi kawasan industri dan perumahan. Meski telah memiliki UU yang mengatur larangan alih fungsi lahan pertanian.

Seperti halnya puluhan hektare lahan pertanian di Kabupaten Nganjuk Jawa Timur beralih fungsi.

Pembangunan kawasan perumahan dan industri yang meningkat di kawasan Kabupaten Nganjuk tersebut.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Novel Online Fizzo Terbaru yang Harus Kamu Baca, Ada Genre Horor dan Romansa

Lahan yang dulunya ditanami padi, jagung, dan bawang merah berganti menjadi bangunan pabrik untuk industri.

Seperti halnya, pembangunan proyek strategis nasional (PSN)dan juga jalan tol.

Informasi yang diterima suaraburuh, dari Data dinas pertanian (dispertan) menunjukkan tingginya lahan pertanian yang tergerus terjadi pada 2019 hingga 2021.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Novel Online Fizzo Genre Remaja yang Wajib Kamu Baca, Jangan Sampai Menyesal Melewatkannya!

Tak ayal, dalam kurun waktubitu, lahan pertanian yang menyusut sampai 508,9 hektare.

“Pada tahun 2019, dari luas 46.173,98 hektare menjadi 45.665,78 hektare di tahun 2021,” ucap Kepala Dispertan Kabupaten Nganjuk Muslim Harsoyo

Pihaknya memastikan, tingginya penyusutan lahan pertanian ini menjadi ancaman menurunnya hasil produksi pertanian khususnya pangan di Kota Angin.

Baca Juga: 2 Model Kebaya Modern Kekinian yang Dikenakan dalam Acara Resmi Akan Terlihat Anggun dan Simpel

Kendati demikian, supaya lahan pertanian tidak terus menerus berkurang, dispertan berupaya mempertahankan lahan pertanian lewat peraturan daerah.

“Terkait Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) seluas 32.470 hektare, Kami sudah memproses peraturan daerah (perda) untuk dipertahankan sebagai lahan pertanian di Nganjuk,” imbuhnya 

Lanjut Muslim, Semoga kedepannya, melalui perda tersebut, kawasan Kabupaten Nganjuk nantinya akan punya kawasan pertanian yang tidak boleh dialih fungsikan.